Selasa, 31 Desember 2013

Aku Masih di Sini

Lucu. Seperti baru kemarin rasanya aku melangkah di bawah titik-titik gerimis bersamamu. Menikmati setiap guyuran air hujan yang membasahi rambut kita. Tidak peduli akan air yang terus menetes dari baju kita. Selama aku denganmu, semua terasa membahagiakan. Semua terasa menyenangkan. Semua terasa baik-baik saja. Karena hanya bersamamulah hidupku terasa berwarna. Kamu bukan hanya mewarnai hariku, tapi lebih dari itu, kamu menghidupkan hariku.
Dulu, aku merasa menjadi gadis paling berbahagia. Menjadi orang yang paling beruntung karena telah memiliki kamu untuk menceriakan setiap detik hidupku. Dulu, aku merasa kita adalah dua orang paling berbahagia, paling melengkapi satu sama lain, dan aku merasa kita tidak akan terpisah sedikit pun darimu. Ternyata pemikiran seperti itu sama sekali salah, dan fatal apabila aku selalu menganggap bahwa kamu akan ada terus di sini bersamaku. Ternyata semua bisa berubah. Ternyata semua tidak selalu berjalan seperti apa yang kuharapkan, seperti apa yang aku kehendaki.
Ketika kamu memutuskan untuk pergi, semua duniaku terasa kembali gelap. Semua warna cerah yang dulu sempat kamu torehkan luntur, berubah menjadi campuran warna-warna tidak jelas. Buram, abstark, tidak lagi dapat kunikmati. Aku berusaha mencegah warna cerah itu agar tidak luntur, di lain waktu aku berusaha kembali mencari-cari sesuatu agar warna itu bisa kembali seperti dulu, mengecat ulang dengan harapan-harapan yang ada namun lambat laun aku sadar; semua usahaku tidak akan pernah bisa membantu mengembalikan semuanya seperti dulu. Hanya dengan hadirnya sosokmu-lah yang bisa membawa keadaan sama seperti dulu.
Lucu. Seperti baru kemarin kamu berjanji untuk tetap ada di sampingku dalam keadaan apapun, seperti baru kemarin kamu berjanji untuk tetap membagi duniamu denganku. Seperti baru kemarin kamu berargumen, mengatakan padaku agar tidak perlu khawatir karena kamu akan selalu ada di sini. Namun kini rasanya semua perkataanmu sudah sangat usang, buktinya kamu bahkan tidak peduli ketika aku menangis, meraung-raung meminta agar kamu tetap bertahan di sini. Kamu tetap pergi kan?
Aku masih ingat cara kamu membahagiakan aku tetapi sedetik kemudian kamu membuat aku menangis. Dulu kamu menganggap aku segalanya tetapi rasanya sekarang aku bukan apa-apa bagimu. Kamu ada tetapi kemudian kamu pergi. Kamu bilang ini cinta, kamu bilang aku milikmu dan kamu milikku, jadi aku bertahan.
Kamu tau rasanya terjebak dalam keadaan dimana kamu harus merelakan orang yang kamu sayang untuk pergi? 
Kini, aku hanya bisa merindu sendiri karena aku tahu kamu di sana, tidak merasakan rindu yang sama denganku. Rindu tertawa bersama dengamu, rindu jemariku kamu genggam, rindu pelukan hangat setiap bertemu, rindu wangi jaketmu, rindu menatap matamu, aku rindu akan masa lalu. Dan yang menyakitkan adalah mungkin aku tidak bisa mengulanginya lagi, dan sudah pasti tidak bisa kembali pada masa-masa paling bahagia itu.
Kamu hanya tidak mengerti seberapa berartinya kamu bagiku. Jadi, aku tetap bertahan di sini meskipun ini menyakitkan, aku tetap menunggu kamu datang kembali untuk menghidupkan kembali hari-hariku. Aku hanya menyesal mengapa tidak bisa menahanmu lebih keras untuk tetap bertahan, aku hanya menyesal karena tidak bisa melewati lebih banyak waktu bersamamu. Aku hanya karena menyesal kita terlalu mementingkan ego masing-masing sehingga kamu memutuskan untuk pergi. Sekarang sesal tinggal sesal dan tidak akan membuat segalanya kembali utuh.
Kamu hanya perlu mengerti beberapa hal. Jika aku jatuh cinta lagi kepada orang lain, itu tidak akan pernah sama dengan ketika aku mencintaimu. Bahkan jika aku menghabiskan waktuku penuh bersama orang yang baru, itu tidak akan terasa sama dengan ketika aku menghabiskan detik demi detik dalam hidupku bersamamu.
Aku merindukanmu setiap hari, setiap waktu dan kamu tidak bisa membayangkan betapa itu menyakitkan untukku karena aku tau bahkan kamu tidak pernah merindu padaku.
Sudah, terlalu banyak harapan terlalu banyak kecewa yang aku rasa. Sekarang aku hanya ingin bertahan pada keadaan ini karena aku tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan, semua telah kuupayakan agar membuatmu kembali tapi kamu tetap tidak mau peduli. Aku masih di sini jika kamu butuh aku.