Sabtu, 18 Januari 2014

Single Fighter

Gue nggak tau pasti kenapa gue milih topik ini buat dibahas di postingan kali ini. Gue cuma dapet pencerahan karena baca beberapa tweet dari temen-temen gue dan beberapa karena pengalaman pribadi juga sih sebenernya haha. Yang mau gue bahas adalah tentang 'single fighter' atau pejuang tunggal yaah bisa dibilang juga orang yang berjuang sendirian. sooooo ini dia!

"Terus, apa gunanya aku ada di sini kalo nggak diperjuangin?" atau "Buat apa terus-terusan berjuang sendirian, cape kali lama-lama." Yup, kita-kita pasti nggak asing sama tweet-tweet kaya begituan setiap scroll time line. Pasti aja ada tweet kayak begitu atau semacamnya tentang kegalauan seseorang yang kalo kata mereka, mereka itu nggak dianggap padahal udah bener-bener berjuang mempertahankan hubungannya dengan si doi.
Sekarang, gue mau mencoba memposisikan diri gue sebagai seseorang yang berjuang sendirian itu. Sakit pasti, udah jelas sih itu mah. Kita ada, tapi seperti dianggap nggak ada. Padahal kita udah berjuang mempertahankan hubungan kita dengan si dia tapi 'dia'-nya sama sekali nggak menggubris perjuangan kita bahkan yang lebih parahnya lagi kalo si dia nggak menggubris kehadiran kita. Akhir-akhirnya sih balik lagi deh ke pertanyaan, "jadi buat apa gue bertahan kalo lo bahkan nggak menghargai kehadiran dan perjuangan gue?"
Kadang-kadang, orang yang sedang terjebak di keadaan berjuang sendirian ini jadi serba salah. Semua rasanya bikin nyakitin. Mau tetap berjuang, bikin sakit karena perjuangan kita yang udah mati-matian nggak dianggap sama dia, bahkan dia cenderung nggak peduli sama kelanjutan hubungannya. Terus, kalo mau ngelepasin karena kita udah terlalu lelah untuk berjuang sendirian plus nggak dianggap juga nyakitin. Alesannya sih masih sayang, nggak bisa lepas dari dia, terlalu banyak kenangannya... pokoknya segala macam alesan yang bikin kita tetap bertahan walaupun udah disakitin entah berapa kali. Pokoknya intinya ada di posisi itu tuh sama sekali nggak enak, percaya deh.