Rabu, 23 Januari 2013

Pertemuan Dalam Hujan

        Hujan. Bau tanah basah. Udara yang lembab.
        Aku menatap langit dari teras rumahku. Langit mengeluarkan titik-titik air kecil yang membuat genangan-genangan air di jalanan. Aku menarik napas dan menghembuskannya. Entah mengapa aku selalu merasa bahwa hujan selalu membawa atmosfer lain, sesuatu yang dapat membuatku berpikir lagi pada kejadian silam. Tiba-tiba ingatanku seakan dipaksa untuk hadir kembali pada kejadian itu. Pertemuan singkat yang telah benar-benar merubah seluruh perasaanku.

                                                                               
                                                                        ********

        Aku berdirim dalam diam di depan gerbang sekolahku menunggu hujan reda untuk pulang ke rumah. Hujan tidak kunjung berhenti sejak tadi siang hingga sore ini, membuat cuaca mendung juga suasana hatiku yang seketika menjadi muram.
        Aku memeluk erat tubuhku sendiri dengan lenganku yang ramping. Seragam sekolah yang masih kukenakan telah setengah basah oleh air hujan yang terus menderas. Aku harus pulang, ibu pasti sudah sangat khawatir padaku.
        Saat itulah kamu datang.
        Di antara hujan yang tidak kunjung berhenti, di antara dinginnya udara.
        Kamu datang, mengendarai motormu dan berhenti tepat di depanku. Saat itu aku hanya diam termangu, merasa bingung.
        Kamu membuka helmmu, menampakkan sebentuk wajah yang tidak akan pernah hilang dari ingatanku, sebentuk wajah yang selalu membayangi aku. Kamu tersenyum padaku, kamu turun dari motormu, mendekatiku dan ikut berdiri di sebelahku. Tanpa berkata apa-apa lagi kamu segera mengulurkan jaket abu-abu padaku. Kamu masih tersenyum ketika kamu menyampirkan jaket itu pada bahuku, seolah kamu menyuruhku untuk segera memakai jaket itu agar aku berhenti kedinginan. Akhirnya aku memakai jaketmu, aku merasa badanku menjadi lebih hangat, begitu juga dengan hatiku.
        Setelah itu kamu kembali menaiki motormu dan tanpa berkata apa-apa kamu segera pergi dari hadapanku. Aku ingat sebelum kamu benar-benar pergi dari hadapanku, dari hidupku kamu tersenyum. Aku hanya bingung dan kaget. Namun sebelum aku sempat menyadari apa yang telah terjadi, sebelum aku sempat bertanya apa yang kaulakukan, kamu telah benar-benar pergi dariku.
        Aku pulang dengan jaketmu di tubuhku, Walaupun udara dingin, aku merasa hangat karena jaketmu. Walalupun kamu sama sekali tidak menyentuhku, aku merasa hangat oleh senyumanmu.


                                                                            ********

        Waktu terus berlalu, meninggalkan pertemuan singkat antara kita berdua. Jaketmu masih ada padaku, selalu aku jaga, selalu aku simpan.
        Kau tahu? Rasanya aku memiliki suatu perasaan yang lain kala aku mengingat pertemuan kita. Sesuatu yang dapat membuatku tersipu, tersenyum-senyum, sesuatu yang aku rindukan. Aku masih seringkali bingung ketika menganang masa itu, kamu, orang yang sama sekali tidak kukenal datang padaku di kala hujan. Membawakanku jaket dengan senyumanmu dan tanpa berkata apa-apa kamu pergi dari hadapanku, kamu tidak pernah kembali lagi. Aku bahkan tidak sempat bertanya siapa namamu.
        Aku sering melihat adegan seorang lelaki memberikan jeket pada perempuannya pada film-film. Awalnya aku menganggap adegan itu suatu adegan biasa, namun setelah aku merasakannya sendiri aku berpikir ulang bahwa adegan itu lebih dari sekedar biasa.
        Aku tidak pernah menyangka sebelumnya. kejadian itu bisa terjadi padaku dengan orang yang tidak kukenal, ya kamu. Aku menyukai saat-saat dimana aku mengenang masa itu, kau tahu? Aku sungguh ingin kamu ada di sini, biarpun hanya untuk mengetahui namamu.
        kamu telah berhasil membuatku mencintai hujan karena kenangan yang ada di dalamnya. Hanya dalam waktu yang singkat saja tetapi hujan mampu membuatku merasa kamu ada di sampingku. Memang aneh rasanya, menaruh perasaan pada orang yang tidak kukenal, yang hanya datang dalam hidupku beberapa menit. Tapi inilah kenyataannya. Sulit kupercayai, tapi aku mencintai hujan bersama kamu di dalamnya. Bersama pertemuan singkat kita.
        Aku merindukanmu, dan aku tidak tahu di mana dan kapan kita bisa bertemu lagi. Aku ragu, mungkin kamu tak rasakan sepertiku, aku selalu menunggu hujan datang, setiap saat, setiap waktu. Menunggu kamu membawa kehangatan padaku.
        Pertemuan singkat yang kita alami telah merebut hatiku, telah membuatku jatuh pada hari-hari di mana aku merindukanmu.
       Hujan. satu-satunya hal yang dapat mengobati rinduku padamu. Mengobati rinduku pada sepenggal kisah pertemuan kita yang mungkin takkan bisa terulang.
       Aku hanya ingin kau tahu, diam-diam aku selalu menitipkan rindu dan harapan yang sama dalam beribu-ribu rintik hujan yang turun: aku ingin hari-hari mendatang selalu bersamamu.       
       Aku mencintaimu, laki-laki yang tidak kuketahui namanya.
      Aku mencintaimu, laki-laki yang bertemu denganku di antara hujan.
      Di takdir manakah kita akan bertemu kembali?
      Aku menunggu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar